Antropologi di Indonesia
Pada
kesempatan kali ini saya akan mereview sebuah jurnal yang ditulis oleh
Koentjaraningrat dengan judul “Antropologi di Indonesia”. Di dalam jurnal ini
dijelaskan bahwa sebelum PD II catatan perkembangan antropologi tentang
masyarakat dan budaya indonesia berasal dari pengunjung asing yang datang ke
Indonesia sejak dulu karena Belanda membutuhkan pengetahuan tentang bahasa dan
budaya Indonesia. Kemudian setelah PD II penelitian orang Belanda untuk
mengamati dan mempelajari Indonesia dari dekat, namun peluang ini berhenti
ketika Indonesia merdeka. Sejumlah studi dalam hukum adat dan antropologi yang
diterbitkan oleh pegawai negeri Belanda setelah PD II dianggap sebagai
kelanjutan dari studi mereka. Dan setelah perang para antropolog Amerika sangat
tertarik pada Indonesia karena itu adalah bagian dari kepentingan umum mereka
di Asia Tenggara Pasca Perang. Kemudian dari Universitas Cornell memiliki
Program Asia Tenggara berupa Proyek Indonesia Modern. Proyek penelitian
antropologi dan sosiologi yang disponsori oleh MIT di Indonesia adalah studi
Mojokuto.
Selain
para sarjana Belanda dan Amerika, ada juga antropolog Australia, Inggris,
Jerman, Prancis, Kanada, dan Jepang yang melakukan penelitian di berbagai
bagian Indonesia. Semua penelitian ilmiah di Indonesia dilakukan oleh orang
Eropa, ini dapat dipahami karena staff pengajar UI waktu itu masih didominasi
oleh orang Belanda. Selanjutnya, pengantar Antropologi diajarkan di UI sebagai
pelengkap subjek di Sekolah Hukum dan Fakultas Sastra. Orang-orang yang
mengajar mata kuliah ini semua adalah orang Belanda. Di sini ada yang
menganggap bahwa antropologi didasarkan pada kepentingan kolonial, namun ada
juga yang menganggap antropologi sangat penting karena untuk memperoleh
pengetahuan dan wawasan tentang suatu wilayah, selain itu mereka juga mengakui
kelebihan metode antropologi dari penyelidikan dan pengamatan kualitatif. Setelah
itu karena Departemen Antropologi UI sudah ada maka UI ditugaskan untuk
mengembangkan departemen antropologi di Universitas lain. Kemudian sejak dekade
terakhir ada peningkatan permintaan untuk antropolog. Kemudian di sini kegiatan
antropologi juga berorientasi pada sejumlah masalah penting, yaitu seperti
pengembangan masyarakat, dinamika populasi, masalah ekologi dan lingkungan,
integrasi nasional, pendidikan, perubahan sosial budaya, dan reformasi
administrasi. Jadi disini dapat saya
simpulkan bahwa Antropologi sebelum PD II digunakan oleh pemerintah kolonial
untuk mengelola negara, sedangkan setelah PD II antropologi bekerjasama dengan
sosiologi untuk mempelajari masalah pembangunan bangsa di negara berkembang
seperti Indonesia. Kemudian Antropologi di Indonesia berkembang dengan lambat
karena sumber daya yang terbatas dalam penyebaran Antropologi. Di dalam tulisan
ini penulis sudah menggambarkan secara jelas bagaimana sejarah perkembangan
Antropologi di Indonesia sejak awal mula munculnya antropologi sampai pada
antropologi dikembangkan di Indonesia.
Sumber:
Koentjaraningrat.
1987. Antropologi di Indonesia.
Cambridge University Press. Jurnal Studi Asia Tenggara.Vol.18.No.2.hlm.217-234.
Comments
Post a Comment