KONSEP DAN CIRI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Kehidupan
sosial tidaklah statis, melainkan selalu berubah secara dinamis. Ada yang
memandang masyarakat merupakan sesuatu yang life dan karena itu pastilah
berkembang dan kemudian berubah. Masyarakat selalu bergerak, berkembang, dan
berubah. Sejak diri kita dilahirkan sampai kita seperti saat ini merupakan
proses dari perubahan itu sendiri, mulai belum bisa melakukan aktivitas
sosial-budaya sampai kita menjadi bagian dan menciptakan perilaku sosial budaya
dalam masyarakat. Tetapi, tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar
menduplikat sama persis cara hidup/kebudayaan dari generasi sebelumnya. Jadi
perubahan sosial budaya berlangsung secara terus menerus dan tidak dapat
dihentikan. Perubahan sosial mengandung perubahan dalam tiga dimensi, yaitu
struktural, kultural, dan interaksional. Jadi, orang baru bisa menyebut telah
terjadi perubahan sosial manakala telah dan sedang terjadi perubahan pada
ketiga dimensi tersebut.
More,
1967 (dalam Narwoko&Suyanto, 2004) mengartikan perubahan sosial sebagai
suatu perubahan penting dalam struktur sosial, pola-pola perilaku, dan sistem
interaksi sosial, termasuk di dalamnya perubahan norma, nilai, dan fenomena
kultural. Herbert Blumer, 1955 (dalam Narwoko&Suyanto, 2004) melihat perubahan
sosial sebagai usaha kolektif untuk menegakkan terciptanya tata kehidupan baru.
Ralp Tunner dan Lewis M. Killin, 1962 (dalam Narwoko&Suyanto) perubahan
sosial sebagai kolektivitas yang bertindak terus-menerus guna meningkatkan
perubahan dalam masyarakat atau kelompok. Perubahan itu normal adanya. Kalau
ada yang menganggap perubahan sebagai abnormal, hal itu tak lebih karena faktor
traumatis. Perubahan dinilai sebagai siksaan, penuh krisis, dan dicap sebagai
usaha agen asing yang sudah tentu tidak dikehendaki. Jadi dapat disimpulkan
bahwa perubahan sosial itu merujuk kepada perubahan suatu fenomena sosial di
berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual hingga tingkat
dunia.
Menurut
Parson (dalam Narwoko&Suyanto, 2004) masyarakat akan berkembang melalui
tiga tingkatan utama: (1) primitif, (2) intermediate, (3) modern. Parson
meyakini bahwa perkembangan masyarakat berkaitan dengan perkembangan keempat
unsur subsistem utama: kultural (pendidikan), kehakiman (integrasi),
pemerintahan (pencapaian tujuan), dan ekonomi (adaptasi). Berikut pengertian
perubahan sosial budaya dari beberapa tokoh yang saya kutip dari bahan ajar
mata kuliah Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi:
1.
Max Weber berpendapat bahwa perubahan
sosial budaya adalah “Perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian unsur-unsur.”
2.
W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan
sosial budaya adalah “Perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam
jangka waktu lama”
Meskipun
perubahan sosial dan budaya sangat erat kaitannya, namun secara konsep antara
perubahan sosial dan budaya berbeda. Tanda terjadinya perubahan sosial adalah
apabila terdapat perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat. Sementara
perubahan sosial budaya adalah adanya perubahan unsur-unsur kebudayaan akibat
berubahnya pola pikir masyarakat pendukung kebudayaan. Secara konseptual
perubahan sosial merupakan bagian kecil dari perubahan budaya. Perubahan sosial
hampir selalu diikuti dengan perubahan budaya. Ada dua perbedaan dalam proses
perubahan sosial, yaitu proses reproduksi dan proses transformasi. Dan yang
berubah adalah aspek budaya yang sifatnya material, sedangkan sifatnya
immaterial sulit sekali berubah.
Terdapat
enem tipe perubahan sosial yaitu evolusi, revolusi, terencana, tidak terencana,
berpengaruh kecil, dan berpengaruh besar. Sementara itu ciri-ciri perubahan
sosial budaya menurut Soekanto (2000) adalah sebagai berikut:
1.
Berkelanjutan, masyarakat di mana pun
akan mengalami perubahan karena manusia merupakan makhluk sosial.
2.
Imitatif, perubahan akan selalu diikuti
oleh masyarakat lainnya.
3.
Disorganisasi sementara, sebuah keadaan
kacau akibat adaptasi masyarakat terhadap perubahan.
4.
Hubungan kausalitas (timbal balik),
perubahan sosial terjadi pada bidang material dan immaterial.
5.
Penggolongan watak (tipologis),
perubahan dapat dikategorikan dalam proses sosial, perubahan struktur,
perubahan struktur kelompok, dan segmentasi.
Comments
Post a Comment